PERJALANAN PANJANG UNTUK SEBUAH ASA
Ini masih tentang cerita perjalanan kami mengantarkan kakak Fauzan ke Bogor dalam rangka mengikuti test seleksi masuk pesantren Ma’had Syaraful Haramain. Saya ingin melanjutkan cerita sebelumnya yang telah kami posting di blog ini dan bisa dibaca di Family Trip ke Jakarta via Jalur Laut.
Setelah sampai di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, kami bergegas turun dari KM. Nggapulu. Karena di pelabuhan ini tidak ada boarding bridge (garbarata), kami akhirnya turun melalui tangga manual. Nah, disini ada cerita yang seru. Turun dari kapal itu butuh perjuangan, karena orang-orang bertumpuk-tumpuk berebut ikut turun. Belum lagi aktivitas para porter pelabuahan yang berlomba cepat-cepatan membawa barang, ada yang naik dan ada yang turun.
Saya mengkhawatirkan istri yang menggendong si kecil Fahimah. Khawatir mereka kesenggol para porter pelabuhan yang membawa banyak barang. Belum lagi mengontrol 3 bocah yang ikut membawa barang seperti koper-koper yang lumayan cukup berat. Jika kita tidak kuat-kuatan, bisa jadi kesenggol para porter pelabuhan, kecopetan atau terdesak dengan penumpang lainnya. Pada kondisi ini kita harus tetap waspada.
Kami sebenarnya bisa saja menunggu sampai antrian mulai sepi, namun tantangannya jika kita mengejar jadwal tertentu sudah pasti akan terlambat. Untung saja, Istri dan anak-anak cukup gesit dengan kondisi yang tidak ideal itu. Kami berhasil lolos, walau sedikit ada insiden kecil. Ini akan menjadi pengalaman berharga bagi anak-anak.
Setelah turun dari kapal, kami beranjak keluar terminal pelabuhan. Karena ini adalah pengalaman pertama, kami belum memiliki maklumat tentang kondisi di luar terminal. Saat kami keluar sudah banyak supir taksi dan semacamnya yang menawarkan jasa transportasi dengan sedikit ‘paksaan’. Namun dengan gaya khas Sulawesi saya berhasil menolak mereka secara halus.
Kami bergegas keluar area halaman terminal dengan tujuan mendapatkan tumpangan taksi online. Alhamdulillah jarak terminal sampai keluar halaman terminal tidak begitu jauh sehingga kami bisa berjalan kaki. Taksi online menjadi alternatif terbaik bagi traveller, karena harganya sudah jelas dan lebih hemat di banding dengan taksi konvensional.
Setelah mendapatkan tumpangan taksi online, kami berangkat menuju stasiun KRL (Kereta Rel Listrik) Tanjung Priok Jakarta. Jarak antara pelabuhan Tanjung Priok ke stasiun KRL Tanjung Priok tidak begitu jauh. Sampai di stasiun kami istirahat sejenak untuk melanjutkan perjalanan menuju Bogor. Menggunakan transportasi kereta juga adalah penggalaman pertama bagi anak-anak.
Sesuai rencana awal, dari rute awal stasiun Tanjung Priok Jakarta kami sudah mengambil tujuan akhir stasiun Bogor. Istri dan anak-anak terlihat agak lelah. Tapi karena ini adalah pengalaman pertama, mereka terlihat menikmati. Semoga menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk semua.
Sekedar informasi, untuk rute KRL dari stasiun Tanjung Priok sampai ke stasiun Bogor kita terlebih dahulu akan melewati banyak stasiun persinggahan. Jika kita mehitung maka ada sekitar 25 stasiun persinggahan hingga sampai ke stasiun Bogor. Berikut peta rute KRL Jabodetabek terbaru tahun 2022 :
Sampai di stasiun Bogor kami beristirahat sejenak disalah satu mini market untuk mengisi tenaga. Sambil menikmati snack dan minuman seadanya saya segera mencari taksi online sebagai transportasi kami menuju penginapan di daerah Ciampea Kabupaten Bogor. Dimana sebelumnya kami telah melakukan reservasi penginapan yang jaraknya tidak jauh dari lokasi Ma’had.
Alhamdulillah sekitar pukul 13.30 WIB kami tiba di penginapan. Setelah makan siang dan sholat jamak qashar Dzuhur-Ashar semua beristirahat dan tertidur pulas hingga malam hari. Sungguh ini menjadi perjalanan yang begitu berkesan dan syarat dengan pengalaman bagi kami sekeluarga.
Kami tiba di Bogor pada hari Rabu, 7 Desember 2022. Sedangkan agenda kakak Fauzan masih cukup lama yakni pada hari Sabtu, 10 Desember 2022. Masih sekitar 3 hari, Alhamdulillah dengan begitu istri dan anak-anak masih bisa istirahat. Sedang saya kembali ke Jakarta karena tuntutan harus dinas kerja di kantor pusat.
Setelah segala urusan yang menjadi agenda utama selesai. Kamipun segera balik ke Jakarta untuk bersiap-siap kembali ke kota Makassar.
Sebelum kembali kami menyempatkan untuk berkeliling Jakarta. Saya sengaja mengajak anak-anak jalan-jalan ke tempat-tempat wisata untuk menapak tilasi perjalanan kami di tahun 2013 yang lalu dan ditutup dengan kunjungan kami ke Sea World Ancol.
Demikian, nantikan cerita selanjutnya masih dalam serial trip kami sekeluarga di Jakarta. [4f]