NIKMAT ALLAH TAK TERHINGGA
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Bulan ini adalah bulan Syawal. Pada bulan ini biasanya saya gunakan untuk evaluasi pencapaian di tahun sebelumnya dan mulai merencanakan target di tahun berikutnya.
Subhanallah, di tahun kemaren banyak pencapaian yang bisa dicapai bahkan melebihi target. Semoga pada tahun ini bisa lebih baik lagi dari tahun kemaren.
Evaluasi itu penting. Evaluasi dibuat dalam rangka ikhtiar perbaikan. Jika ada kekurangan sudah semestinya dilakukan perbaikan. Jika sudah bagus dipertahankan atau kalau bisa ditingkatkan lagi. Bukan dalam rangka menghitung-hitung nikmat Allah. Karena nikmat Allah itu tak terhingga.
وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl [16] : 18).
Di suatu malam Hasan al-Bashri membaca firman Allah SWT di atas dan beliau terus mengulang-ulang membacanya hingga masuk waktu pagi. Kemudian beliau ditanya terkait hal tersebut.
Beliau menjawab: “Sungguh padanya ada tempat mengambil pelajaran, sebab kemanapun kami mengarahkan pandangan mata, pasti ia mengenai sebuah nikmat. Dan kami tidak mengetahui nikmat-nikmat Allah yang jumlahnya jauh lebih banyak dari yang telah kita ketahui.”
Dari evaluasi ini juga kita bisa belajar bersyukur. Memupuk kesyukuran adalah awal dari datangnya nikmat Allah yang lebih besar lagi. Jangan sampai kita menjadi kufur nikmat. Karena Allah sudah menyiapkan ancaman -Nya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) tatkala Pemelihara kalian mengumumkan bahwasanya jika kalian bersyukur, maka sungguh Aku akan tambah untuk kalian (akan nikmat). Dan jika kalian kufur, sesungguhnya siksa-Ku sangatlah pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)
Salah satu nikmat terbesar di tahun kemaren bagi saya adalah hadirnya anak kedua saya Muh. Fayyadh Fatahillah Al-Ghazy, beberapa pekan sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Kehadiran anak adalah nikmat juga menjadi amanah terbesar. Harapan saya kelak mereka tumbuh menjadi anak-anak sholeh yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan punya kontribusi positif untuk umat Islam ke depan.
Semoga saya dan istri selalu diberi kekuatan dan kesehatan untuk membimbing mereka ke jalan yang diridhai Allah SWT.
Dan semoga Allah selalu melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kami, menunjuki kami jalan yang lurus, dan menjaga kami di manapun kami berada. Syukur tiada terkira atas segalanya dan memohon selalu berada dalam bimbingan-Nya. Amien. [3f]